Deskripsi perbandingan sistem akuntansi di negara - negara ASEAN
Indonesia
Indonesia
Standar Akuntansi
Ø
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) adalah suatu kerangka dalam
prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian
laporan keuangan dan digunakan untuk badan yang memiliki akuntabilitas
publik. SAK Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar akuntansi yang
ada seperti, IAS, IFRS, ETAP, GAAP.
Ø SAK-ETAP (Standar
Akuntansi Keuangan Badan Usaha Tanpa Akuntanbilitas Publik) ETAP yaitu
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta
menerbitkan laporan keuangan untuk yujuan umum bagi pengguna eksternal.
Ø SAK- Syariah (Standar
Akuntansi Keuangan Syariah) digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi
syariah atau berbasis syariah.
Ø SAP (Standar Akuntansi
Pemerintah) digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintah baik
pusat maupun daerah
Standar Akuntansi
Internasional
IFRS (International
Financial Accounting Report Standart) merupakan standar akuntansi internasional
yang diterbitkan oleh International Accounting Standart Board (IASB).
Pengaturan dan
Pembinaan Akuntansi
Pengaturan dan
pembinaan akuntansi di Indonesia dilakukan oleh IAI yang dibentuk 23 Desember
1957dibawah pengawasan DepKeu. IAI menyusun SAK dan SPAP.Sebelum kemerdekaan, Indonesia menganut sistem tata buku Belanda. Tetapi setelah kemerdekaan, Indonesia menganut pola Amerika tahun 2005. IAI mengadopsi standar IASC dan dituangkan dalam PSAK yang mulai berlaku 1
januari 1995.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan diindonesia meliputi :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan
Ekuitas, dan
5. Catatan pada Laporan
Keuangan
Pengukuran Akuntansi
·
Didasarkan pada asumsi going concern dengan dasar pengukuran
akrual basic.
·
Akuntansi penggabungan usaha dengan metode pooling of interest
dan pembelian.
·
Goodwill dikapitalisasi dan diamortisasi maksimal 15 tahun.
· Penilaian persediaan dengan metode fifo dan average. Lifo
diperbolehkan tetapi tidak diperbolehkan untuk perhitungan pajak.
· Akuntansi kemungkinan kerugian akrual, leases dikapitalisasi dan
pajak yang ditangguhkan diakrualkan
·
Teknik income smooting dilarang.
·
Konvergensi dengan IFRS.
· Baru sedikit SAK yang sesuai dengan IFRS, yaitu tentang
penyusutan akuntansi, akuntansi untuk kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan
dan perataan penghasilan. Aturan yang lain belum sesuai IFRS.
Singapura
Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi
§ Di Singapura, standar
akuntansi dikenal sebagai Singapore Pelaporan Standar Akuntansi Keuangan (SFR)
dan didasarkan pada IFRS. Semua perusahaan dengan periode keuangan yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2003 memiliki mematuhi SFRs.
§ Akrual berbasis
akuntansi adalah salah satu pelaku utama dari standar akuntansi Singapura.
§ Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual menginformasikan pengguna tidak hanya transaksi masa
lalu yang melibatkan pembayaran dan penerimaan kas tetapi juga kewajiban untuk
membayar tunai di masa depan dan sumber daya yang merupakan kas yang akan
diterima di masa depan.
§ Secara keseluruhan
standar akuntansi di Singapura mengandung sekitar 39 standar yang berbeda
dengan masing-masing dinamakan sebagai standar FRS X misalnya FRS 1. Setiap
standar mencakup topik tertentu seperti penyajian laporan keuangan, pengakuan
pendapatan, akuntansi untuk persediaan, dan sebagainya.
Secara garis besar ada
empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
§ Pertama berkaitan
dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan
dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
§ Kedua adalah
pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari
suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan
maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
§ Ketiga yang dimuat
dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui
elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan.
§ Keempat adalah
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan
untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan
Standar Pelaporan
§ Singapore Standar
Pelaporan Keuangan (FRSs) adalah standar akuntansi yang diatur dalam Singapore
Companies Act.
§ Para FRSs yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi (ASC), yang dibentuk oleh Departemen
Keuangan.
§ Perusahaan asing
tercatat di bursa efek Singapura mungkin menyiapkan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi tertentu yang diakui secara internasional seperti SAK.
§ The FRSs erat model
setelah SAK, dengan modifikasi tertentu untuk tanggal efektif dan ketentuan
transisi, persyaratan pengukuran terhadap sifat kembali sebelum suatu tanggal
tertentu, dan kriteria pengecualian untuk konsolidasi, akuntansi ekuitas atau
konsolidasi proporsional.
Singapura Standar Akuntansi Untuk Badan Kecil
Dewan Standar
Akuntansi (ASC) dari Singapura juga mengumumkan penerbitan Singapore Financial
Reporting Standard (SFR) untuk Entitas Kecil pada November 2010. Singkatnya
SFRs disederhanakan untuk entitas kecil akan ideal untuk perusahaan startup dan
perusahaan yang menemukan masalah dengan SFRs penuh dan perusahaan.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Akuntansi Internasional
Standar dan praktik
akuntansi di setiap negara, merupakan hasil dari interaksi yang kompleks
diantara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Di bawah ini, akan
dibahas mengenai delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi.
Diantaranya; sumber pendanaan, sistem hukum, perpajakan, ikatan politik dan
ekonomi, inflasi, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan, dan budaya.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Sumber pendanaan
2. Sistem hukum
3. Perpajakan
4. Ikatan politik dan
ekonomi
5. Inflasi
6. Tingkat Perkembangan
Ekonomi
7. Tingkat Pendidikan
8. Budaya
Malaysia
Sistem Akuntansi
Pada tahun 1957
sekitar 20 orang akuntan membuat Malayan Association of Certified Public
Accountants (MACPA). Dan mendirikan sebuah institusi pada tahun 1967 yaitu
Malaysia Institute of Accountant (MIA). MIA memiliki tanggung jawab untuk
mengatur praktek dan ketertarikan terhadap profesi akuntan. Pada tahun 1997
pemerintah merancang sebuah standar akuntan yang diberi nama Malaysia
Accounting Standart Board (MASB) untuk mengambil otoritas MIA dalam mengatur
standar akuntansi di Negara tersebut.
Beberapa praktik yang terjadi di Malaysia
Ø Setiap perusahan harus
melaporkan laporan keuangannya, jika sudah terdaftar di pasar modal dan harus
sesuai dengan pendapatan perusahan.
Ø Di Malaysia hanya
seperempat dari total seluruh perusahaan yang melakukan penyajian informasi di
dalam laporan keuangan mengenai saham.
Ø Laporan keuangan
perusahaan melaporkan adanya analisis praktek penilaian terhadap discounted
cash flow.
Ø Malaysia membuat
laporan keuangan interim/ sementara.
Ø Hanya sedikit sekali
perusahaan yang ada di Malaysia yang melakukan pengungkapan dalam Kewajiban
Kontingensi.
Ø Hampir tidak ada bank
yang ada di Malaysia yang mengungkapkan kebijakan akuntansi pada ketetapan
kerugian pinjaman.
Harmonisasi Malaysia Accounting Standards
dengan IFRS
Pada tahun 2005,
Malaysia mulai mengkonversikan MASB dengan IFRS, yaitu :
FRS 1 dengan IFRS 1 : First-time Adoption of International Financial
FRS 2 dengan IFRS 2 : Share-basedPayment
IFRS 4 :Insurance Contracts
FRS 5 dengan IFRS 5 : Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
FRS 6 dengan IFRS 6 : Exploration forand Evaluation of Mineral Assets
Telah diharmonisasikan pada tanggal 10 Desember 2004 dan telah efektif pada tanggal 1 Januari 2006
IFRS 7 : Financial Instrument : Recognition and Measurement
IFRS 8 : Operating Segments
FRS 1 dengan IFRS 1 : First-time Adoption of International Financial
FRS 2 dengan IFRS 2 : Share-basedPayment
IFRS 4 :Insurance Contracts
FRS 5 dengan IFRS 5 : Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
FRS 6 dengan IFRS 6 : Exploration forand Evaluation of Mineral Assets
Telah diharmonisasikan pada tanggal 10 Desember 2004 dan telah efektif pada tanggal 1 Januari 2006
IFRS 7 : Financial Instrument : Recognition and Measurement
IFRS 8 : Operating Segments
Ketentuan Pelaporan
Keuangan
Malaysian Accounting
Standart Board (MASB) adalah badan independen yang di ciptakan untuk mengambil
otoritas MIA dalam mengatur standar akuntansi di Malaysia, sedangkan Financial
Reporting Foundation (FRF) bertugas untuk mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak
terlibat dalam proses mengatur standarnya. Berikut beberapa Fungsi dan
kekuasaan MASB yang disediakan di bawah UU adalah untuk:
· Masalah standar akuntansi baru yang disetujui standar akuntansi
dan untuk meninjau, merevisi atau mengadopsi standar akuntansi yang ada yang
disetujui standar akuntansi
·
Mengeluarkan pernyataan prinsip-prinsip pelaporan keuangan
·
Membuat perubahan-perubahan terhadap standar akuntansi yang
diusulkan dianggap perlu
Thailand
Standar Akuntansi
Standar Akuntansi
Tetapi sistem
akuntansi di negara ini menghargai transparansi dan kebutuhan informasi
investor, mirip dengan negara Anglo-Amerika. Setelah krisis keuangan tahun
1997. Thailand menerapkan reformasi untuk meningkatkan kerjasama pemerintah dan
meningkatkan investasi untuk kompetisi. Perekonomian Thailand pulih dengan
cepat dan mengalami pertumbuhan yang bagus. Tingkat kemiskinan juga menurun
sebagai akibat dari penguatan ekonomi.
Standar akuntansi dikeluarkan oleh ICAAT, yang didirikan pada tahun 1948. tetapi, standar akuntansi Thailand harus disetujui oleh menteri keuangan dan ditempatkan secara hukum sebelum perusahaan menggunakan mereka. Sekarang ICAAT telah mengadopsi 21 dari seluruh standar IAS. Komisi bursa saham Thailand mensyaratkan bahwa semua perusahaan yang mendaftarkan diri pada SET (bursa saham Thailand) harus diaudit oleh auditor eksternal dan independen. Lebih jauh lagi perusahaan yang ingin mendaftarkan diri dalam bursa harus memenuhi beberapa persyaratan yang dibutuhkan oleh investor. Sebagai tambahan , ini sudah diputuskan bahwa pengawasan perusahaan yang sudah masuk ke dalam bursa saham yang dulunya dilakukan oleh menteri keuangan sekarang di pindahkan ke Thailand SEC yang mana akan menghasilkan peraturan organisasi dan penekanan hukum ke perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa saham.
Standar akuntansi dikeluarkan oleh ICAAT, yang didirikan pada tahun 1948. tetapi, standar akuntansi Thailand harus disetujui oleh menteri keuangan dan ditempatkan secara hukum sebelum perusahaan menggunakan mereka. Sekarang ICAAT telah mengadopsi 21 dari seluruh standar IAS. Komisi bursa saham Thailand mensyaratkan bahwa semua perusahaan yang mendaftarkan diri pada SET (bursa saham Thailand) harus diaudit oleh auditor eksternal dan independen. Lebih jauh lagi perusahaan yang ingin mendaftarkan diri dalam bursa harus memenuhi beberapa persyaratan yang dibutuhkan oleh investor. Sebagai tambahan , ini sudah diputuskan bahwa pengawasan perusahaan yang sudah masuk ke dalam bursa saham yang dulunya dilakukan oleh menteri keuangan sekarang di pindahkan ke Thailand SEC yang mana akan menghasilkan peraturan organisasi dan penekanan hukum ke perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa saham.
Vietnam
Standar Akuntansi
Sudah mengadopsi penuh
standar akuntansi IFRS. IFRS (International Financial Accounting Standart)
adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari
solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Pengadopsian IFRS di
Vietnam dipengaruhi oleh :
1. Tingkat Pendidikan
2. Keberadaan Pasar Modal
3. Perekonomian yang
terbuka untuk diakses oleh investor luar negeri
4. Nega dengan mekanisme
perlindungan investor yang lemah
5. Pertumbuhan ekonomi
6. Kualitas regulator
7. Keberadaan standar
akuntansi local
8. Faktor irasional lain
Filipina
Standar Akuntansi
Standar Akuntansi
Council (ASC) secara resmi di luncurkan oleh Direksi Filipina Institut Akuntan
Publik (PICPA) pada tanggal 18 November 1981. Fungsi utama dari ASC
adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi yang berlaku umum di
Filipina. Pada tahun 2006, ASC dilipat kedalam Standar Pelaporan Keuangan
Council (FRSC). Filipina telah mengadopsi semua SAK untuk tahun 2005 tanpa
modifikasi. Ini setara Filipna SAK berlaku untuk semua entitas dengan
akuntabilitas publik. Itu termasuk orang-orang yang efeknya tercatat dipasar
umum atau sedang dalam proses listing. Semua lembanga keuangan termasuk
bank, perusahaan asuransi, broker keamanan, dana pension, reksa dana, dan
entitas perbankan investasi.
Kerangka Pelaporan Keuangan di Filipina
Standar akutansi
Filipina yang diadopsi oleh Filipina Standar Pelaporan Keuagan Council
(PFRSC) dan disetujui oleh Securities and Exchange Commission (SEC). The PFRSC
telah membentuk Komite Filipina Interprestasi (IPC), yang mengeluarkan pedoman
pelaksanaan pada PFRSs.
Entitas Publik Akuntabel
The PFRSC telah
mengadopsi sebagian SAK, dalam beberapa kasus dengan modifikasi, dan dalam
beberapa kasus perubahan terbaru ke SAK belum diadops. Standar-standar ini
dikenal sebagai Philippine Pelaporan Keuangan (PFRSs) dan Standar Akuntansi
Filipina (PASS)
Brunei Darussalam
Standar Akuntansi
Brunei Darussalam Accounting Standar Council (BDASC) didirikan
pada tanggal 1 Agustus 2011 melalui penegakan Accounting Standar Orde (ASO)
2010. BDASC bertugas untuk mengeluarkan aplikasi standar akuntansi untuk
perusahaan dan badan-badan lainnya yang ada di Brunei Darussalam. Kementerian
Keuangan mengumumkan bahwa Yang Mulia Sultan Brunei Darussalam telah menyetujui
untuk penegakan Standar Akuntansi Orde 2010.
Tujuan utama dari Accounting Standar Orde adalah untuk mengawasi praktek dan profesi di sector jasa akuntansi oleh akuntan public di Brunei, dan untuk memastikan bahwa akuntan public mematuhi standard dan persyaratan prosedur yang ditentukan dalam kepentingan public. Langkah itu di ambil dalam menegakkan perintah Sultan Brunei yang juga telah menyetujui pembentukan komite, yaitu Komite Pemantau Akuntan Public yang akan bertanggung jawab untuk mengawasi Akuntan Publik dan mengawasi praktik akuntansi.
Diharapkan bahwa Standar Akuntansi Orde 2010 di Brunei Darussalam akan membawa berbagai manfaat pada masyarakat. Termasuk meningkatkan transparansi dan konsistensi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan oleh perusahaan komersial untuk memungkinkan para pemangku kepentingan untuk melakukan evaluasi , sementara pada saat yang sama memenuhi persyaratan yang terkait.
Tujuan utama dari Accounting Standar Orde adalah untuk mengawasi praktek dan profesi di sector jasa akuntansi oleh akuntan public di Brunei, dan untuk memastikan bahwa akuntan public mematuhi standard dan persyaratan prosedur yang ditentukan dalam kepentingan public. Langkah itu di ambil dalam menegakkan perintah Sultan Brunei yang juga telah menyetujui pembentukan komite, yaitu Komite Pemantau Akuntan Public yang akan bertanggung jawab untuk mengawasi Akuntan Publik dan mengawasi praktik akuntansi.
Diharapkan bahwa Standar Akuntansi Orde 2010 di Brunei Darussalam akan membawa berbagai manfaat pada masyarakat. Termasuk meningkatkan transparansi dan konsistensi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan oleh perusahaan komersial untuk memungkinkan para pemangku kepentingan untuk melakukan evaluasi , sementara pada saat yang sama memenuhi persyaratan yang terkait.
8 faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi di Brunei
Darussalam :
1.
Sumber Pendanaan
2.
Sistem Hukum
3.
Perpajakan
4.
Inflasi
5.
Tingkat Perkembangan Ekonomi
6.
Tingkat Pendidikan
7.
Budaya
Sumber:
http://jaqqaaria.blogspot.com/2011/04/tugas4-akuntansi-internasional.html
http://ino-innovate.blogspot.com/2010/05/penerapan-international-financial_16.html
http://citraayuananda.blogspot.com/2014/04/akuntansi-internasional-pendahuluan.html
http://harnityastuti.blogspot.com/2011/04/akuntansi-komparatif.html
http://bdasc.org/
http://antenatv-rakitan.blogspot.com/2013/04/sistem-kesejanteraan-ala-brunei.html/
http://virtual-bruneidarussalam.blogspot.com/2013/03/the-welfare-system-of-brunei-darussalam.html
http://wartaekonomi.co.id/berita8232/ifrs-sebagai-standar-pelaporan-keuangan-internasional.html
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/martani/material/pak12keragamanstandarcompatibilitymode.pdf
http://ekonomister.blogspot.co.id/2010/10/perbandingan-akuntansi-keuangan_18.html?m=1
http://www.slideshare.net/ellvinnairvan/akuntansi-internasional-bab-iv-akuntansi-komparatifamerika-dan-asia
http://jaqqaaria.blogspot.com/2011/04/tugas4-akuntansi-internasional.html
http://ino-innovate.blogspot.com/2010/05/penerapan-international-financial_16.html
http://citraayuananda.blogspot.com/2014/04/akuntansi-internasional-pendahuluan.html
http://harnityastuti.blogspot.com/2011/04/akuntansi-komparatif.html
http://bdasc.org/
http://antenatv-rakitan.blogspot.com/2013/04/sistem-kesejanteraan-ala-brunei.html/
http://virtual-bruneidarussalam.blogspot.com/2013/03/the-welfare-system-of-brunei-darussalam.html
http://wartaekonomi.co.id/berita8232/ifrs-sebagai-standar-pelaporan-keuangan-internasional.html
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/martani/material/pak12keragamanstandarcompatibilitymode.pdf
http://ekonomister.blogspot.co.id/2010/10/perbandingan-akuntansi-keuangan_18.html?m=1
http://www.slideshare.net/ellvinnairvan/akuntansi-internasional-bab-iv-akuntansi-komparatifamerika-dan-asia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar