Kamis, 19 November 2015

Sintaksis


Kata sintaksis berasaldari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.[8] Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan[9]. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata.Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.


1.      Frase
Frase merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Di sisi lain, frasa juga diartikan sebagai kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang. Dilihat dari perilaku sintaksisinya, frase digolongkan ke dalam dua macam, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik.

a.       Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frasa yang keseluruhannya memilki perlaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya, misalnya sepeda baru pada kalimat saya membeli sepeda baru.

b.      Frase eksosentrik
Frase jenis ini sering disebut sebagai frase preposisional karena frase ini terdiri dari preposisi sebagai penanda dan sumbu sebagai konstituen pesertanya, seperti frase di bandung, dari rumah, pada dinding, terhadap dia, daripada menderita, dan lain-lain.
2.      Klausa
Klausa adalah gabungan dua kata atau lebih yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat, serta berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat digolongkan berdasarkan hal-hal berikut: Bedasarkan unsur internalnya; ada atau tidaknya kata negatif yang secara gramatikal mengapit predikat; dan berdasarkan katagori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat.

a.       Klausa Berdasarkan Unsur Internalnya
Klausa dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni: klausa lengkap dan tidak lengkap. Klausa lengkap berdasarkan struktur internalnya dibagi ke dalam dua jenis, yakni: klausa lengkap yang subjekya terletak di depan dan klausa lengkap yang subjeknya terletak di belakang, misalnya: Badan orang itu sangat besarsangat besar badan orang ituandi pergi ke kalike kali andi pergi.Sementara itu, klausa tidak lengkap hanya terdiri atas predikat disertai objek, pelengkap, keterangan atau tidak, misalnya: sedang bermain-main;menulis surattelah berangkat ke Jakarta; dan sebagainya.
b.      Klausa Berdasarakan Ada Tidaknya yang Menegatifkan Predikat
Klausa dalam kaitannya dengan kriteria ini dibagi ke dalam dua macam, yakni: klausa positif dan klausa negatif.

·         Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat. Kata-kata negatif yang dimaksud dalam hal ini antara lain: tidak, bukan, belum, dan jangan.

·         Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.

3.      Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Kalimat dapat dibedakan menajdi bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kalimat dalam bahasa lisan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1.      Satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, gabungan frasa dengan frasa

2.      Satuan bahasa didahulukan dengan suatu kesenyapan awal diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar